Kamis, 31 Maret 2016

BATIK INDONESIA

Pelatihan Membatik Bersama TK Sultan Agung UII

Membatik merupakan salah satu kegiatan yang menjunjung tinggi budaya dan seni tradisional asli Indonesia. Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan (wikipedia). Kali ini, Lab. Pertekstilan Teknik Kimia-Tekstil FTI UII mendapat kunjungan dari Taman Kanak-kanak UII. Kunjungan dilakukan selama 3 hari (22,23 dan 24 Februari 2016). Agenda kunjungan berupa pembukaan, sambutan dari jurusan Teknik Kimia dan Kepala Sekolah TK UII. Selanjutnya acara diserahkan kepada panitia pelaksana kegiatan pelatihan membatik.

Pelatihan batik dimulai dengan perkenalan alat dan bahan untuk melaksanakan proses membatik, yaitu canting, wajan/ kuali dan malam. Penjelasan dilakukan secara menyenangkan dan menekankan komunikasi dua arah. Karena peserta anak TK, kita tidak boleh menuntut untuk anak-anak langsung paham dan mengerti nama alat dan bahan membatik. Kita menerapkan metode bermain sambil belajar. Sehingga anak-anak tidak merasa jenuh saat diberi penjelasan dan pemahaman mengenai proses membatik.

Setelah dirasa cukup, akhirnya tim pelaksana mengajak anak-anak untuk langsung mencoba praktek membatik.


Setelah selesai membatik, lalu anak-anak kami ajak untuk mewarnai kain sesuai dengan permintaan warna yang mereka inginkan. Tapi karena begitu banyak permintaan warna, jadi akhirnya disepakati memilih warna merah untuk pewarnaan kainnya agar sesuai dengan seragam sekolah mereka.




Proses pencelupan dilakukan oleh instruktur dari laboratoriumdan disaksikan oleh anak-anak. Zat warna yang kami pakai ialah naftol dingin dengan pembangkit warna nya garam diazo.







Setelah selesai mewarnai kain, kami kembali kekelas dan makan. Sambil menunggu kain tyang diwarnai dijemur di bawh sianar matahri langsung agar cepat kering dan bisa dibawa pulang anak-anak.




Minggu, 31 Januari 2016

Kerajinan dari Serat Alam

Serat alam adalah serat yang terdapat atau tersedia di alam. Serat alam bisa didapat dari berbagai jenis tumbuhan, contohnya daun Nanas yang menghasilkan serat daun nanas, batok kelapa, Eceng Gondok, Agave (Sisal), pohon Rami, daun Pandan, Serabut Kelapa dan batang pohon Pisang. Serat alam sangat berlimpah di Indonesia. Sebagian besar merupakan limbah. Seperti daun nanas, ampas sagu dan batang pohon pisang yang sudah tidak dipakai lagi. Oleh karena itu, perlu adanya kreatifitas dan inovasi untuk mengolah serat alam yang melimpah ini menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomis sehingga dapat membantu dan meningkatkan ekonomi masyarakat.Hingga saat ini sudah ada beberapa daerah yang telah memanfaatkan limbah serat alam tersebut untuk diolah dan dijadikan kerajinan tangan yang berguna dan bernilai ekonomis, bhakan ada yang telah menjadi ciri khas atau buah tangan khas suatu daerah. Hal ini perlu dicontoh dan diterapkan di seluruh penjuru wilayah Indonesia yang memiliki potensi serat alam yang berlimpah. Contoh kerajinan tangan dari serat alam di Indonesia.

Lukisan dari Eceng Gondok




Serat Daun Nanas



Lukisan dari Pohon Pisang


Tas dari Daun Pandan

Tas dari Serabut kelapa

Karpet dai serat Agave (sisal)

Kain Batik dari Serat Rami

Kerajinan dari Batok Kelapa

Minggu, 03 Januari 2016

SEJARAH TEKSTIL



Kata tekstil dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Inggris textile, meskipun kata textile itu sendiri diketahui berasal dari kata bahasa Latin, texere yang berarti lembaran. Istilah bahasa Indonesia lama untuk kain adalah sesuatu yang dipakai atau pakaian dan menjadi kata kain, sedangkan untuk tekstil dalam pengertian umum disebut cita, tetapi kata tersebut sudah jarang dipakai, sehingga dalam bahasa Indonesia dewasa ini istilah kain atau cita disebut tekstil, meskipun ada perbedaan arti  antara  dua istilah  ini, yaitu tekstil  dapat  digunakan  untuk  menyebut  bahan  apapun  yang  terbuat  dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang bisa digunakan atau dipakai. Sejarah pakaian  dimulai sejak  kehadiran  manusia  di  muka  bumi  yang  merasa  berbeda  dengan binatang  yang umumnya berbulu, maka manusia menutupi tubuhnya dengan pakaian.  

Di beberapa wilayah manusia memakai pakaian bahkan dari kulit hewan berbulu yang ternyata dapat menjadi  penghangat  badan  di  udara  dingin,  di  wilayah  panas  pakaian  manusia  purba  dari  kulit  kayu dan dari tumbuhan merambat  atau  rumput-rumputan  dibuat  berbagai  barang  untuk  keperluan  sehari-hari seperti  tikar,  gendongan  barang,  penutup  kepala  dan  sebagainya,  sampai  akhirnya  dikenal beberapa jenis  serat  yang  dapat  dijadikan  benang  untuk  akhirnya  ditenun  menjadi  semacam  tekstil yang kita kenal. Awal manusia mulai membuat tekstil, tidak diketahui secara pasti, tapi diduga dimulai oleh manusia  di daratan  Asia,  pada  saat  yang  sama  manusia  di  daratan  Eropa  masih  berpakaian dari kulit khewan berbulu.


Dalam  pengertian  sekarang  tekstil adalah material lembaran  yang fleksibel  terbuat  dari benang  dari hasil pemintalan serat pendek (stapel) atau serat berkesinambungan (filamen) yang kemudian ditenun, dirajut atau dengan cara penyatuan serat berbentuk lembaran menggunakan atau tanpa bahan perekat yang di pres (disebut non-woven  fabrics).Motif dan penggunaan tekstil sebagai busana dibentuk dengan  cara penyulaman, penjahitan,  pengikatan,  dan lain  sebagainya. Tekstil  sudah  menjadi  barang umum sehari-hari, meskipun demikian keberadaan tekstil dalam sejarah selalu bersinggungan dengan budaya, kekuasaan, politik,  penaklukan  dan  tidak  jarang  dengan  peperangan  atau  menggambarkan suasana damai dan kemakmuran masyarakatnya. 

Demikian juga pembuatan benang dari serat dimulai kapan dan oleh siapa tidak diketahui secara jelas, tapi bukti sejarah menunjukan antara lain pertenunan telah dikenal sejak sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi  di Mesir,  penanaman  tumbuhan  flax  (sejenis  serat  alam)  di  Eropa  telah  ada  sebelum  Masehi dan sebuah mural  di  Eropa  dari  abad  kedua  Masehi  menggambarkan  seorang  Madonna  tengah merajut. 

Temuan  sejarah  dari  sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi terdapat  motif  tenunan  kapas  pada  suatu bejana perak  di  Pakistan.  Cina  berabad-abad  merahasiakan  keberadaan  ulat  sutera  sebagai  penghasil filamen  sutera,  sampai  suatu  saat  seorang Italia  pada  abad  pertengahan  bernama  Marcopolo  berhasil menyelundupkan  kokon  ulat  sutera  di  dalam  tongkatnya  yang  kemudian  membudidayakan ulat tersebut di negerinya.  


Dalam budaya Nusantara, ternyata penenun di tatar Sunda menempati kedudukan terhormat, misal pada legenda Sangkuriang di Jawa Barat terdapat nama penenun Dayang Sumbi yang berarti wanita keturunan dewi atau dahyang, sedang sumbi berarti bagian alat tenun yang digunakan sebagai pembatas  anyaman motif tenun, juga dikenal ceritera Nenek Anteh seorang pembuat  benang (anteh berarti  mengantih atau memilin benang  kapas) konon bayangannya nampak di bulan saat purnama. Dalam naskah lama, misal dalam serat Pararaton ditulis, bahwa raja Majapahit pertama yang bergelar Prabu Kertarajasa menganugerahkan kain gringsing sebagai  tanda panglimanya untuk berperang dan patung Prabu Kertarajasa sendiri memakai batik bermotif kawung yang nampak halus.Di berbagai suku di Indonesia kain tradisional jadi prestise seseorang dan kain tersebut diwariskan turun temurun. 

Dari  fakta  dan  ceritera  sejarah  tersebut,  nampak  penting  untuk  mempelajari  pengetahuan  tekstil, supaya berbagai hal dapat diketahui. Demikian juga halnya untuk mempersiapkan masa depan, tekstil memiliki peran yang lebih penting di masa datang, antara lain tekstil telah jadi bagian dari gaya hidup dan teknologi, karena tekstil tidak hanya menjadi busana, tapi juga untuk tekstil di industri, keperluan medis, sebagai geo-textile yaitu tekstil untuk penyangga struktur tanah, untuk pakaian ruang angkasa, pembalap mobil, tekstil militer dan berbagai aspek kehidupan dan budaya di masa mendatang.

Sumber
Collier, AM et al, (1968), Handbook of Textiles, Lewis Publisher Ltd, Brighton, UK